Pelajaran yang Menggelisahkan


Kata Albert Einstein, ukuran kecerdasan manusia sebenarnya terletak pada kemampuanya untuk berubah. Kepintaran orang dalam dunia akademis bukan penentu satu-satunya dalam hidup. Bahkan, bukan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk memperbaiki cara berpikir seseorang, memuliakan kehidupan, sekaligus membebaskan manusia dari berbagai belenggu yang tak rasional serta mengikatnya.

Dalam perjalanannya ada beberapa peribadi yang memiliki pola pekerja seperti mesin diesel, yang panasnya memerlukan waktu. Lebih mencengangkan lagi mereka yang pintas secara akademis, belum tentu pintar di dunia.

Dalam hukum genetika perilaku, unsur-unsur pembentuk kepribadian manusia tersimpan dalam bentuk sandi-sandi. Salah satunya yang penting dalam sandi dimaksud adalah huruf O. Yang mengandung makna Open mind atau Opennes to experience.

Orang-orang sukses dan pintar sebagai wirausaha, yang berhasil membangun berbagai perusahaan besar, sering menerima hadiah nobel diketahui memiliki unsur O amat tinggi, mereka terbuka terhadap perubahan baru, kritis, imajinatif, cenderung fleksibel, memiliki banyak minat serta suka originalitas.

Kepintaran mereka berbeda dari orang-orang yang suka menghabiskan waktu sia-sia sejak di SD, yang hanya mengejar nilai tinggi di sekolah. Mereka ini memang pintar, tetapi unsur O mereka bisa jadi sangat rendah. Kini banyak kita temui orang-orang yang meski berpendidikan tinggi, cenderung reaktif, defensif bahkan dogmatif.

Walaupun tidak semua orang bersifat demikian, pribadi-pribadi yang tertutup pasti cenderung seperti itu. Dalam kesehariannya mereka amat resisten, dengan hal-hal berbau perubahan/pembaharuan.

Bahkan orang-orang tipe ini ingin cepat menyerang, bukan memikirkan atau memeriksa segala hal kekurangan dan bertentangan dengan pendapatnya atau ilmu yang dianutnya. Tidak welcome terhadap fakta-fakta baru, bahkan cenderung menyangkal. Tidak sedikit orang-orang seperti ini, meski track-record sekolahnya terbilang pandai dan berkemampuan berteori tinggi, adalah orang-orang tertutup dan kurang adaptif.

Kini tak sedikit institusi dipimpin oleh orang-orang pintar, tapi unsur huruf O sangat rendah. Kinerjanya sangat rendah tertimpa banyak masalah, seperti suap, rekayasa kasus, pungli, komersialisasi jabatan, tak punya wibawa, penerimaan publik rendah, kurang bisa dipercaya, tapi oknum-oknum pintar ini selalu menyangkalnya.

Kenyataan ini sangat jauh beda dari berbagai organisasi yang dipimpin oleh orang-orang yang memiliki cara pandang yang terbuka, orang dengan sandi O yang tinggi, terlihat demikian bergairah mengeksplorasi hal-hal baru dan cenderung kreatif. Mereka bukan tipe pemarah, yang mudah larut dimakan gosip, tetapi pemberani mewujudkan perubahan di masa depan. Tujuan pendidikan pembelajaran untuk membebaskan diri dari berbagai belenggu dengan lebih terbuka atau hanya untuk memintarkan secara akademis?

Tentunya lebih baik membebaskan mereka dari ketertutupan daripada membesarkan orang-orang pintar, tapi otaknya tertutup. Menggelisahkan ...

0 komentar:

Posting Komentar

google translate

Blog Statistic

free counters

Labels

Followers

Blog Archive

Entri Terpopuler

About Me

Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
Saya sekolah di SMPN 1 Ponorogo dan saya sekarang kelaz 8 Alamat rumah saya di Jln Anjani No 20 a Pakunden Ponorogo